Food Photography Workshop di Oktagon (2)
Dalam pembahasan sebelumnya, kita sudah mengulas tentang pengalaman Ridha sebagai penyampai materi Food Photography Workshop di Oktagon dengan tata pencahayaan (lighting) 1 lampu studio. Lalu bagaimana jika kita menggunakan lighting dengan 2 dan 3 lampu? Apa perbedaan utama yang dihasilkan pada foto?
Pada prinsipnya, setiap foto disesuaikan dengan kebutuhannya dalam penggunaan jumlah lampu. Hal tersebut harus dipikirkan dan disesuaikan dengan konsep dari makanan sebagai obyek foto. Semakin banyak lampu yang digunakan, biasanya akan lebih mudah bagi fotografer untuk mengeluarkan efek-efek pencahayaan yang diinginkan. Sebaliknya, dengan terbatasnya jumlah lampu yang digunakan, maka efek yang dihasilkan juga tidak terlalu banyak. Artinya, fotografer dituntut untuk berpikir lebih keras dalam melakukan pemotretan tersebut.
Pemotretan dengan lighting 2 dan 3 lampu dapat menggunakan semua aksesoris fotografi. Yang harus diperhatikan adalah “Quality of Light” dari setiap aksesoris yang digunakan, yaitu harus tepat dengan efek yang ingin dihasilkan. Masing-masing aksesoris memiliki fungsi dan efek yang berbeda-beda. Kembali pada pemahaman tentang karakter cahaya dalam fotografi yang harus dipahami, yaitu hard-light untuk menampilkan tekstur, medium-light untuk mengeluarkan dimensi obyek foto dan soft-light untuk melembutkan permukaan obyek.
Pengaplikasian Triangle Exposure dari kombinasi F-number, Shutter-speed dan ISO/ASA dalam pemotretan dengan lighting 2 dan 3 lampu juga harus dilakukan dengan akurat dan teliti untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan.
Untuk menjadi seorang fotografer makanan, seseorang harus memiliki pemahaman tentang karakter dan filosofi makanan yang akan difoto, pengetahuan tentang teknis kamera, pencahayaan dan penggunaan aksesoris lampu studio untuk memberikan efek-efek tertentu. Bagi Ridha, yang paling menarik dalam Food Photography adalah saat fotografer melakukan eksplorasi cahaya terhadap makanan yang akan difoto. Ridha juga berbagi tips & tricks jitu bagi Anda yang tertarik dengan Food Photography atau lebih jauh lagi ingin menjadi fotografer profesional makanan, yaitu “Anda harus melakukan eksplorasi cahaya serta sudut pengambilan gambar yang dinamis. Jangan terpaku pada satu sudut saja dan cepat puas akan hasil fotonya.”, tutur pria berkacamata ini.
Selain di Oktagon, Ridha juga pernah melakukan Food Photography Workshop bekerja sama dengan vendor-vendor foto lainnya, baik di Jakarta mapun di luar Jakarta. Dari pengalaman Ridha, rata-rata peserta Food Photography Workshop tidak pernah membayangkan bahwa materi pembahasan tentang pengambilan foto makanan yang dilakukan adalah secara serius, profesional dan membutuhkan pengetahuan yang tidak mudah. Kebanyakan dari mereka, beranggapan bahwa Food Photography Workshop yang dilakukan cukup dengan telepon genggam. Namun, sebenarnya jika kita memotret makanan dengan telepon genggam dan mata kita cukup terlatih untuk melihat sudut foto yang bagus serta peka terhadap cahaya yang ada, maka bukan tidak mungkin foto yang dihasilkan akan tetap menarik dan indah secara estetika foto.
Sebagai seorang fotografer profesional, Ridha memiliki keinginan untuk mengadakan pembelajaran tentang penggunaan cahaya dalam fotografi. Pembelajaran ini diharapkan dapat diikuti oleh peserta yang benar-benar memiliki minat tinggi terhadap materi tersebut. Fotografer di era sekarang ini, sangat sedikit yang memahami tentang pencahayaan yang tepat- guna dan artistik. Kebanyakan dari mereka sangat cepat puas dan merasa hebat jika sudah membuat foto yang ‘asal berbeda’ dengan yang sudah ada. Padahal, konsep pencahayaan dalam fotografi tidak akan pernah habis untuk dieksplorasi dan sangat menarik untuk dipelajari dengan baik dan benar.